Thursday, January 15, 2015

Apakah stevia aman?

Apakah stevia aman? Jawabannya adalah PASTI! 
Stevia adalah nama popular dari bahan yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana. Daun tanaman Stevia rebaudiana ini sebenarnya sudah banyak digunakan oleh masyarakat di daerah Paraguay dan Brasil sejak masa lalu. Namun, penggunaan gula stevia baru mulai dikenal luas setelah ‘ditemukan’ dan diperkenalkan oleh ahli botani Antonio Bertoni pada tahun 18871,2.
Daun stevia mengandung senyawa-senyawa yang memiliki rasa sangat manis, seperti stevioside dan rebaudioside. Kemanisannya sangat tinggi, bahkan hingga mencapai 200-300 kali lipat gula pasir. Rasa daunnya yang manis ini menyebabkan tanaman stevia dikenal dengan banyak nama lain seperti honey leaf, sweet leaf of Paraguay, sweet leaf, sweet herb, candy leaf, dan honey yerba1,3.
Sebagai pemanis, gula stevia sudah banyak digunakan di berbagai negara termasuk Jepang, Korea, China, Asia Tenggara, Amerika Selatan. Penggunaan gula stevia ini pun bervariasi di berbagai macam produk mulai dari minuman, permen, acar sayuran, hingga produk makanan laut4.
Berbagai penelitian yang mempelajari keamanan senyawa stevioside dan rebaudioside pada gula stevia menunjukkan tidak adanya efek negatif dari konsumsi senyawa-senyawa tersebut. Lembaga regulasi pangan dunia JECFA (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additive) pun menyatakan bahwa konsumsi senyawa stevioside aman dengan batas konsumsi harian yang ditetapkan adalah hingga 5 mg/kg berat badan1,2. Bahkan, terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi senyawa stevioside hingga 1500 mg/hari ternyata aman dan tidak menyebabkan efek samping5.

Baik oleh umum maupun bagi penderita diabetes, hypoglycemia, candida, tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan. Stevia merupakan pemanis pilihan untuk generasi masa depan. Stevia merupakan salah satu
tanaman kesehatan yang paling diminati di dunia sekarang ini. Karena tubuh manusia tidak memproses glikosida dari daun stevia tetapi mendapatkan kalorinya. Dari laporan kesehatan yang diterima baik laporan laboratorium maupun pengguna konsentrat stevia setiap hari. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa stevia efektif meregulasi gula darah dan kedepannya membuatnya normal.Studi juga mengindikasikan bahwa
stevia memberi efek berbeda pada orang tekanan darah rendah dan tekanan darah normal. Dia juga menghambat pertumbuhan bakteri dan organisme yang menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi. gambaran Ini diperkuat dengan laporan pengguna stevia yang lebih tahan terhadap serangan flu.

References:
  1. Overview: The history, technical function and safety of rebaudioside A, a naturally occurring steviol glycoside, for use in food and beverages. 2008. Food and Chemical Toxicology 46: S1–S10.
  2. Stevioside and related compounds: Therapeutic benefits beyond sweetness. 2009. Pharmacology & Therapeutics 121: 41–54.
  3. Stevia (Stevia rebaudiana) a bio-sweetener: a review. 2010. International Journal of Food Sciences and Nutrition 61(1): 1–10.
  4. Biological Treatments for Autism and PDD. 2008. ISBN 0-9661238-1-6.
  5. Stevia: It’s Not Just About Calories. 2010. The Open Obesity Journal  2: 101-109.
  6. Efficacy and Tolerability of Oral Stevioside in Patients with Mild Essential Hypertension: A Two-Year, Randomized, Placebo-Controlled Study. 2003. Clinical Therapeutics 25(11): 2797-2808.

Kandungan Stevia

Kandungan Stevia
Daun Stevia klon BPP 72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 %. Selain mengandung glikosida, juga mengandung protein, serat, karbohidrat, mineral, vitamin A, vitamin C dan 53 komponen lainnya. Produknya berupa steviosida, Rebaudiosida, ekstrak, dan konsentrat. Ekstraknya dalam bentuk steviosida dapat mencapai kemanisan 70 – 400 kali dari gula biasa. Kegunaan produk
Sangat dianjurkan bagi penderita diabetes atau masalah kelebihan berat badan/obesitas. Boleh dikonsumsi bagi orang sehat untuk minuman sehari-hari. Gula stevia adalah gula herba alami sehingga tidak mempunyai efek samping serta aman.
Berbagai manfaat daun stevia menjadikan budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan manis.
Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati oleh masyarakat. Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.
Salah satunya adalah Widhi Hartanto, pembudidaya tanaman stevia di Karanganyar, Jawa Tengah. Widhi bilang, daun stevia adalah pemanis yang rendah kalori sehingga baik buat penderita diabetes. Konon, rasa daun stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.
Rasa manis daun stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun dari glukosa, sophorose dan steviol. "Ini yang membuat rasa manis daun stevia berbeda dengan rasa manis gula biasa.



References:


  1. Overview: The history, technical function and safety of rebaudioside A, a naturally occurring steviol glycoside, for use in food and beverages. 2008. Food and Chemical Toxicology 46: S1–S10.
  2. Stevioside and related compounds: Therapeutic benefits beyond sweetness. 2009. Pharmacology & Therapeutics 121: 41–54.
  3. Stevia (Stevia rebaudiana) a bio-sweetener: a review. 2010. International Journal of Food Sciences and Nutrition 61(1): 1–10.
  4. Biological Treatments for Autism and PDD. 2008. ISBN 0-9661238-1-6.
  5. Stevia: It’s Not Just About Calories. 2010. The Open Obesity Journal  2: 101-109.
  6. Efficacy and Tolerability of Oral Stevioside in Patients with Mild Essential Hypertension: A Two-Year, Randomized, Placebo-Controlled Study. 2003. Clinical Therapeutics 25(11): 2797-2808.

Keunggulan Stevia/ Stevigrow

Bahan tambahan makanan ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Salah satu bahan tambahan makanan adalah pemanis makanan. Banyak jenis pemanis diantaranya saccarin, aspartam dan stevia. Gula yang dibuat dari tebu, bagi penderita diabetes pastilah akan ditakuti. Kandungan kalorinya bisa menjadi ancaman serius bagi
mereka yang terkena penyakit itu dan untuk orang yang sedang menjalani program diet.
Namun jangan bingung, sekarang daun stevia rebaudiana Bertoni, mengandung bahan pemanis alami  nonkalori dan mampu menghasilkan rasa manis 70 – 400 kali dari manisnya gula tebu, dapat dijadikan bahan dasar industri gula non-kalori atau bahan dasar industri makanan serta minuman atau jamu tradisional.
Pada tahun 1887 peneliti ilmiah amerika Antonio Bertoni menemukannya. Bertoni menamakannya Eupatorium Rebaudianum Bertoni, kemudian dimasukkan dalam genus stevia (1905). Diduga lebih dari 80 jenis spesies stevia tumbuh liar diAmerika Utara dan 200 jenis spesies alami di Amerika Selatan. Namun hanya Stevia Rebaudiana yang diproduksi sebagai pemanis
Stevia adalah tumbuhan perdu asli dari Paraguay. Cocok pada tanah berpasir
dengan tinggi tanaman maksimal 80 cm. Daunnya mempunyai rasa lezat dan menyegarkan. Gula stevia telah di komersilkan di Jepang, Korea, RRC, Amerika Selatan untuk bahan pemanis bagi penderita diabetes dan kegemukan.
Stevia yang pernah ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tanaman tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tanaman stevia di lapang sangat beragam.
Kualitas daun stevia dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti jenis tanah, irigasi, penyinaran dan sirkulasi udara. Harus dijaga dari gangguan bakteri dan jamur. Kualitas stevia didasarkan atas aroma, rasa, penampakan dan kemanisannya. Pengguaannya stevia memberikan rasa yang unik tidak seperti pemanis kebanyakan yang menimbulkan rasa pahit pada akhirnya. Rahasia kemanisan stevia terletak pada molekul kompleksnya yang disebut steviosida yang merupakan glikosida disusun dari glukosa, sophorose dan steviol.


References:
  1. Overview: The history, technical function and safety of rebaudioside A, a naturally occurring steviol glycoside, for use in food and beverages. 2008. Food and Chemical Toxicology 46: S1–S10.
  2. Stevioside and related compounds: Therapeutic benefits beyond sweetness. 2009. Pharmacology & Therapeutics 121: 41–54.
  3. Stevia (Stevia rebaudiana) a bio-sweetener: a review. 2010. International Journal of Food Sciences and Nutrition 61(1): 1–10.
  4. Biological Treatments for Autism and PDD. 2008. ISBN 0-9661238-1-6.
  5. Stevia: It’s Not Just About Calories. 2010. The Open Obesity Journal  2: 101-109.
  6. Efficacy and Tolerability of Oral Stevioside in Patients with Mild Essential Hypertension: A Two-Year, Randomized, Placebo-Controlled Study. 2003. Clinical Therapeutics 25(11): 2797-2808.